Beranda PEMKOT PEKALONGAN Padat Karya Pembersihan Sungai Meduri, Wali Kota Aaf Ajak Warga Jaga Kebersihan...

Padat Karya Pembersihan Sungai Meduri, Wali Kota Aaf Ajak Warga Jaga Kebersihan Lingkungan

29
0
PADAT KARYA : Warga sekitar Sungai Meduri, Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat., melakukan pembersihan enceng gondok dan sampah di aliran sungai tersebut yang resmi dimulai pada Rabu 17 September 2025 dengan dibuka langsung oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid atau yang akrab disapa Mas Aaf. Foto : (mediapekalongan.com/dok)
PEKALONGAN, mediapekalongan.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) setempat kembali menggelar program padat karya pada Tahun 2025 dengan melibatkan warga sekitar Sungai Meduri, Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat.
Kegiatan yang difokuskan pada pembersihan enceng gondok dan sampah di aliran sungai tersebut resmi dimulai pada Rabu 17 September 2025 pagi dengan dibuka langsung oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid atau yang akrab disapa Mas Aaf.
Wali Kota Aaf menegaskan bahwa, kegiatan padat karya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ada 50 peserta padat karya yang merupakan warga sekitar Sungai Meduri, khususnya yang belum bekerja. Ini bagian dari pemberdayaan masyarakat sekaligus membantu meningkatkan perekonomian mereka. Mudah-mudahan kegiatan ini berjalan lancar dan memberi manfaat ganda, baik untuk lingkungan maupun kesejahteraan warga,” ujar Mas Aaf.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa memasuki musim penghujan, seluruh masyarakat Kota Pekalongan diimbau agar semakin peduli terhadap kebersihan lingkungan. Menurutnya, kepedulian tersebut akan membantu meminimalisir dampak bencana yang seringkali terjadi akibat curah hujan tinggi, seperti banjir maupun genangan air.
“Mari kita jaga lingkungan kita masing-masing. Enceng gondok memang cepat tumbuh, tapi kalau kita gotong royong membersihkannya, sungai bisa lebih terjaga. Semoga tahun ini tidak ada kejadian luar biasa atau cuaca ekstrem yang berdampak besar bagi masyarakat,” harapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan, menyebut bahwa, program padat karya ini berlangsung selama sepuluh hari kerja, mulai 17 hingga 28 September 2025. Setiap peserta akan bekerja dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dengan fasilitas transportasi sebesar Rp50.000 per hari.
“Selain 50 warga peserta padat karya, ada juga 10 orang tim teknis dari DPUPR, DLH, serta perangkat kelurahan setempat yang ikut mendampingi dan membantu jalannya kegiatan. Adapun syarat peserta padat karya yaitu ber-KTP Kota Pekalongan khususnya sekitar lokasi kegiatan padat karya, sehat jasmani dan rohani, serta belum memiliki pekerjaan tetap,” ungkap Betty.
Dalam kegiatan tersebut, Pemkot juga menyiapkan sarana dan prasarana penunjang seperti sarung tangan, sepatu boots, sabit, pacul garpu, tali tambang, bambu, keranjang, dan perlengkapan lainnya agar pelaksanaan pembersihan dapat berjalan optimal.
“Dengan adanya padat karya, kami berharap sungai-sungai di wilayah kota dapat lebih terawat sekaligus membantu masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan sementara. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kesadaran warga untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, sehingga risiko bencana akibat musim penghujan dapat diminimalisir,”harapnya.
Salah satu peserta padat karya, Sujak, warga Bumirejo RT 05 RW 18 Kelurahan Pringrejo, mengaku bersyukur dapat ikut serta dalam kegiatan ini.
“Sehari-hari Saya masih menganggur. Kebetulan ada kegiatan padat karya, jadi Saya ikut saja. Walaupun kerja singkat, yang penting bisa mendapatkan upah daripada hanya di rumah saja. Alhamdulillah, senang paling tidak bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terima kasih kepada Pemkot yang sudah melaksanakan program ini,” ungkap Sujak.
Sujak bercerita, sebelumnya ia pernah bekerja di Bekasi sebagai pembuat perhiasan. Namun, karena harga emas semakin mahal, modal terbatas, dan konsumen berkurang akibat banyaknya program cicilan emas, ia akhirnya kembali ke Kota Pekalongan.
“Program padat karya ini menjadi salah satu ruang bagi Saya dan warga lain untuk tetap produktif,”tukasnya.
Artikulli paraprakKota Pekalongan Raih Peringkat V Nasional GM-DTGI 2025, Komitmen Wujudkan Transformasi Digital
Artikulli tjetërSulap Sampah Jadi BBM, Dari Minyak Tanah Hingga Premium

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini