
PEKALONGAN, mediapekalongan.com – Volume sampah yang masuk ke Bank Sampah Induk Kota Pekalongan, terus menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini terjadi seiring dengan makin aktifnya kegiatan pengambilan, dan pengolahan sampah yang dilakukan setiap hari.
Jika pada tahun sebelumnya jumlah sampah anorganik yang diterima hanya berkisar antara 10 hingga 11 ton per bulan, maka di tahun 2025 ini angkanya naik menjadi sekitar 12 hingga 13 ton per bulan.
Dari total tersebut, sampah plastik masih menjadi jenis yang paling banyak disetor, disusul oleh sampah kertas, atom, besi, botol, dan juga kardus.
Direktur Bank Sampah Induk Kota Pekalongan, Abdul Mukti, menjelaskan, bahwa peningkatan ini menunjukkan kesadaran
masyarakat untuk memilah dan menyerahkan sampah ke bank sampah semakin tinggi.
Namun di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri,
terutama dalam pengelolaan dan penanganan limbah anorganik di Kota Pekalongan.
Bank Sampah Induk Kota Pekalongan, sendiri siap melayani nasabah Bank Sampah yang ingin menabung atau menjual sampah anorganik. Bahkan siap untuk jemput bola mengambil sampah di rumah warga.
“Bank sampah tentunya menjadi solusi di tengah permasalahan sulitnya tempat membuang sampah. Masyarakat harus mulai sadar untuk mengelola dan memilah sampahnya kemudian menghubungi bank sampah,” tuturnya.
Ada rupa ada harga, segala jenis sampah anorganik siap bank sampah terima dan beri harga, mulai dari plastik, kertas, atom, besi, alumunium, botol, kaleng, sandal, dan masih banyak lagi siap petugas bank sampah ambil.
“Sampah yang bank sampah ambil ke rumah warga minimal 50 kilogram, lebih dari itu lebih baik lagi. Kapan lagi pilah sampah bisa cuan, dan itu bisa jadi salah satu upaya kepedulian kita terhadap lingkungan,” tandasnya.
Saat ini Bank Sampah Induk Kota Pekalongan sudah memiliki 200 nasabah. Mari masyarakat Kota Pekalongan yang peduli lingkungan untuk turut menjadi nasabahnya.






