
BATANG, mediapekalongan.com – Matahari belum sepenuhnya terbit ketika Falah Putri Wayer memulai latihannya setiap pagi. Pukul 5 pagi, gadis cilik ini sudah bersiap dengan gi (seragam karate) putihnya, memulai rutinitas yang mengantarkannya menjadi juara di Wadokai Indonesia International Open Karate Championship 2024 di Yogyakarta.
Bertempat di Gor Among Rogo Sport Yogyakarta, 10-12 November 2024, Falah berhasil mengukir sejarah dengan meraih medali emas di kelas kata usia dini putri. Prestasi ini semakin istimewa karena merupakan debut internasionalnya.
“Hasil yang didapatkan ini tidak lepas dari latihan yang diberikan oleh ayah saya selama ini. Setiap harinya diberikan porsi latihan sampai 5 kali,” ungkap Falah saat ditemui usai mengikuti Popda Cabor Karate di Gor Indoor Abirawa Batang, Sabtu 16 November 2024.
Di balik kesuksesan Falah, ada sosok sang ayah, Joni, yang tak kenal lelah melatih putrinya
“Kejuaraan Wadokai Indonesia International Open Karate Championship memang diselenggarakan setiap tahun tapi lokasi negaranya berbeda-beda. Pada tahun lalu kejuaraan ini digelar di Negara Thailand. Tapi pada tahun ini digelar di Negara Indonesia yang merupakan kesempatan emas bagi Falah Putri Wayer menunjukkan kemampuannya,” jelas Joni.
Dedikasi Joni tak terbendung meski tanpa dukungan dana dari Forki Kabupaten Batang. Dengan biaya pribadi, ia memberangkatkan putrinya ke Yogyakarta, yakin akan potensi luar biasa yang dimiliki Falah yang telah menguasai 6 gerakan kata di usianya yang masih sangat muda.
Tahun 2024 menjadi tahun gemilang bagi Falah. Sebelum meraih emas di kejuaraan internasional ini, ia telah mengoleksi medali emas dari kejuaraan daerah piala ketua Forki Kota Pekalongan seluruh Jawa Tengah dan yang terbaru, medali emas Popda Kabupaten Batang Cabor Karate.
“Untuk target ke depan mungkin berusaha berprestasi pada ajang Popda Provinsi Cabor Karate pada tahun depan,” ujar Falah dengan mata berbinar, menunjukkan ambisinya yang tak pernah padam.
Rutinitas latihan Falah dimulai sebelum fajar dan berlanjut sepulang sekolah hingga sore hari. Meski jadwal latihannya begitu padat, semangat gadis cilik ini tak pernah surut. Setiap gerakan kata yang ia pelajari membawanya semakin dekat dengan mimpinya.
“Semoga adanya atlet yang berprestasi ini bisa dijaga dan diberikan dukungan baik fisik dan moral supaya regenerasi atlet karate berprestasi di Kabupaten Batang benar-benar ada,” harap Joni menutup pembicaraan.
Kisah Falah menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan keluarga, prestasi gemilang dapat diraih bahkan di usia yang sangat muda.
Ia tidak hanya mengharumkan nama Batang di kancah internasional, tetapi juga menjadi inspirasi bagi atlet-atlet muda lainnya untuk berani bermimpi besar.






