Beranda PEMKOT PEKALONGAN Aksi “Gerakan Santri Memanggil” Berlangsung Damai, Wali Kota Aaf Sepakat Jaga Marwah...

Aksi “Gerakan Santri Memanggil” Berlangsung Damai, Wali Kota Aaf Sepakat Jaga Marwah Pesantren

14
0
SAMBUTAN : Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, memberikan sambutan dalam aksi Gerakan Santri Memanggil yang digelar di Gedung Aswaja Kota Pekalongan. Foto : (mediapekalongan.com/dok)

PEKALONGAN, mediapekalongan.com – Ribuan santri dan alumni pesantren dari berbagai daerah memadati halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu 15 Oktober 2025 siang. Mereka menggelar aksi damai bertajuk “Gerakan Santri Memanggil” sebagai bentuk keprihatinan dan penolakan terhadap tayangan salah satu program di Trans7 yang dinilai melecehkan marwah pesantren dan kiai.

Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid yang turut hadir bersama jajaran Forkopimda Kota Pekalongan dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas sikap tertib dan damai para santri dalam menyampaikan aspirasi. Ia mengaku bangga karena aksi tersebut menjadi contoh bahwa aspirasi bisa disampaikan tanpa kekerasan.

“Saya sangat mengapresiasi langkah para santri yang memilih menggelar aksi di Gedung Aswaja, bukan di depan Transmart seperti rencana awal. Kalau di sana rawan ditunggangi pihak lain. Keputusan ini sangat bijak dan hasilnya alhamdulillah, semuanya berjalan kondusif,” tutur Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya.

Ia menegaskan bahwa, Pemerintah Kota Pekalongan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mendukung penuh sembilan tuntutan yang disampaikan para santri. Ia menilai, seluruh aspirasi tersebut berlandaskan semangat menjaga kehormatan pesantren yang selama ini menjadi bagian penting dari identitas Kota Pekalongan.

“Saya dan Forkopimda sepakat untuk menjaga marwah pesantren dan para kiai. Saya sendiri tumbuh di lingkungan pesantren, jadi saya paham betul bagaimana nilai-nilai yang dijunjung tinggi di dalamnya kesopanan, akhlak, dan penghormatan kepada guru,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wali Kota Aaf berharap kegiatan tersebut menjadi momentum memperkuat solidaritas antar-santri dan masyarakat umum dalam menjaga kedamaian dan persatuan di Kota Pekalongan.

“Kami bangga karena santri Kota Pekalongan mampu menunjukkan cara berdemokrasi yang bermartabat. Semoga semangat damai ini terus dijaga dan Kota Pekalongan tetap dikenal sebagai kota santri yang religius, sejuk, dan bersatu,” harapnya.

Korlap Aksi “Gerakan Santri Memanggil” Kota Pekalongan, MSH Habib, menjelaskan bahwa, aksi ini merupakan gerakan moral untuk menyuarakan keresahan para santri dan alumni terhadap konten siaran yang dianggap tidak menghormati simbol dan nilai-nilai luhur pesantren.

“Kami ingin agar persoalan ini mendapat perhatian serius. Tayangan itu dianggap tidak pantas dan menyinggung dunia pesantren yang selama ini menjadi benteng moral bangsa,” ujar Habib di hadapan ribuan peserta aksi.

Menurutnya, kegiatan tersebut diikuti sekitar 1.200 santri dari enam pesantren di Kota Pekalongan serta puluhan alumni dari berbagai daerah, seperti Lirboyo, Kaliwungu, Tegalrejo, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Mataram. Dalam aksi itu, mereka membawa spanduk dan poster berisi seruan moral serta membacakan petisi sembilan poin tuntutan yang ditujukan kepada pihak Trans7, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta Pemerintah Pusat.

Beberapa poin dalam petisi itu di antaranya mendesak Trans7 untuk meminta maaf secara terbuka, menuntut KPI dan Komdigi menindak tegas siaran bernuansa intoleransi, serta meminta pemerintah menjamin perlindungan terhadap kegiatan pesantren dan kiai.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan jaringan santri nasional agar petisi ini sampai ke Mabes Polri. Santri cinta kedamaian, tapi juga tegas bila nilai-nilai pesantren dilecehkan. Semua kami tempuh melalui jalur konstitusional,” tutur Habib.

Lanjutnya, aksi damai ini berlangsung tertib hingga sore hari. Seluruh peserta membubarkan diri dengan tertib usai pembacaan doa bersama dan penyerahan petisi secara simbolis kepada perwakilan Forkopimda.

” Tak hanya menjadi bentuk protes moral, kegiatan ini juga menjadi bukti nyata bahwa santri tetap konsisten menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keislaman secara santun dan beradab,” pungkasnya.

Artikulli paraprakPemkot- BPJS Kesehatan Perkuat Sinergi Tim PK JKN, Wujudkan Layanan Kesehatan Berintegritas
Artikulli tjetërSamsat Kota Pekalongan Sapa Masyarakat, Sosialisasikan Prosedur Pajak Kendaraan Bermotor

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini